Fakta Menarik dari Permainan Bloodstained: Curse of the Moon

Bloodstained: Curse of the Moon. Sebuah judul yang mungkin sudah familiar bagi penggemar game indie dan penggemar genre Metroidvania. Game ini, yang telah menjadi topik hangat di antara komunitas Geloragame. Tidak hanya menarik perhatian karena gameplay-nya yang khas. Tetapi juga karena ceritanya yang mendalam dan penghormatannya terhadap game-game klasik. Artikel ini akan menggali lebih dalam tentang fakta-fakta menarik dari Bloodstained: Curse of the Moon. Menjadikannya salah satu game populer dan game terbaru yang patut diperhatikan.

Sejarah dan Inspirasi di Balik Bloodstained

Bloodstained: Curse of the Moon dirilis pada tahun 2018 sebagai bagian dari proyek Kickstarter untuk Bloodstained: Ritual of the Night. Game ini dikembangkan oleh Inti Creates, sebuah studio yang dikenal dengan karyanya pada game-game retro. Inspirasi untuk Bloodstained berasal dari seri Castlevania klasik. Khususnya Castlevania III: Dracula’s Curse. Dari segi visual, gameplay, hingga musik, Curse of the Moon membawa kembali nuansa nostalgia yang telah lama dirindukan oleh para gamer.

Gameplay: Kembali ke Akar Klasik

Bloodstained: Curse of the Moon menonjolkan gameplay yang mengingatkan kita pada era 8-bit. Dengan kontrol yang responsif dan tantangan yang meningkat seiring permainan, game ini memberikan pengalaman yang seimbang antara kesulitan dan kepuasan. Pemain mengendalikan beberapa karakter. Masing-masing dengan kemampuan uniknya sendiri, dan dapat berganti karakter sesuai dengan kebutuhan dalam permainan. Aspek ini menambah dimensi strategis dalam menjelajahi level dan mengalahkan bos.

Estetika dan Desain Audio: Penghormatan untuk Era 8-Bit

Visual Bloodstained: Curse of the Moon dengan sengaja didesain untuk mengingatkan pada game-game klasik NES. Penggunaan palet warna yang terbatas dan pixel art yang detail menciptakan suasana nostalgi yang autentik. Sementara itu, musik dan efek suara dalam game ini dibuat untuk meniru kualitas suara chip 8-bit, menambahkan kedalaman pada pengalaman retro tersebut.

Cerita dan Karakter: Lebih dari Sekadar Nostalgia

Meskipun terinspirasi dari game klasik, Bloodstained: Curse of the Moon memiliki cerita yang unik. Pemain mengikuti perjalanan Zangetsu, seorang pemburu iblis yang bersumpah untuk membalas dendam terhadap iblis-iblis yang mengutuknya. Sepanjang perjalanannya, Zangetsu bertemu dengan karakter-karakter lain yang dapat bergabung dalam misinya. Setiap karakter memiliki latar belakang dan motivasi mereka sendiri, membuat cerita menjadi lebih kaya.

Kesan dan Pengaruh di Komunitas Gamer

Sejak dirilis, Bloodstained: Curse of the Moon telah mendapatkan perhatian yang signifikan di komunitas Geloragame. Penggemar game retro merasa terhubung dengan cara game ini menghidupkan kembali elemen-elemen klasik, sementara gamer baru menikmati tantangan dan gaya naratifnya. Game ini tidak hanya menjadi jembatan antara masa lalu dan masa kini dalam industri game, tetapi juga membuktikan bahwa ada permintaan yang besar untuk game dengan estetika retro.

Pengaruh pada Game Indie dan Retro

Bloodstained: Curse of the Moon telah menjadi contoh penting tentang bagaimana game indie bisa sukses dengan mengadopsi dan memodernisasi elemen-elemen dari game klasik. Game ini telah membantu menaikkan standar untuk game indie, terutama dalam genre Metroidvania dan retro, dengan menunjukkan bahwa permainan yang dirancang dengan baik dan menghormati akarnya bisa menarik berbagai jenis pemain.

BACA JUGA : Fakta Menarik dari Permainan Mega Man 11

Kesimpulan

Bloodstained: Curse of the Moon merupakan permainan yang menggabungkan elemen klasik dengan sentuhan modern, menciptakan pengalaman yang unik dan mengesankan. Dari segi gameplay, cerita, visual, hingga musik, game ini berhasil memuaskan baik penggemar game retro maupun penggemar game terbaru. Sebagai bagian dari komunitas Geloragame, Bloodstained tidak hanya menjadi game populer, tetapi juga menjadi simbol dari kecintaan terhadap game-game klasik dan apresiasi terhadap inovasi dalam industri game.